Rabu, 07 Desember 2016
Minggu, 23 Oktober 2016
Prinsip-prinsip Etika IFAC, AICPA & IAI
A. Prinsip-prinsip
IFAC :
1. Integritas
Seorang akuntan professional harus bertindak
tegas dan jujur dalam semua hubungan bisnis dan profesionalnya.
2. Objektivitas
Seorang akuntan professional seharusnya tidak boleh membiarkan
terjadinya bias, konflik kepentingan, atau dibawah pengaruh orang lain sehingga
mengesampingkan pertimbangan bisnis dan professional.
3. Kompetensi
professional dan kehati-hatian
Seorang akuntan professional mempunyai kewajiban pada tingkat
yang diperlukan untuk menjamin seorang klien atau atasan menerima jasa
professional yang kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik,
legislasi, dan teknik terkini.
4. Kerahasiaan
Seorang akuntan professional harus menghormati kerahasiaan
informasi yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan professional dan bisnis
serta tidak boleh mengungkapkan informa siapa pun kepada pihak ketigatan paizin
yang benar dan spesifik.
5. Perilaku
professional
Seorang akuntan professional harus patuh pada hukum dan
perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
B. Prinsip-Prinsip
AICPA :
1. Tanggung
Jawab
Dalam melaksanakan tanggung jawab mereka
sebagai professional, anggota harus menerapkan penilaian professional dan moral
yang sensitive dalam segala kegiatannya.
2. Kepentingan
Umum
Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk
bertindak dengan cara yang dapat melayani kepentingan publik, menghormati
kepercayaan publik, dan menunjukkan komitmen terhadap profesionalisme.
3. Integritas
Untuk mempertahankan dan memperluas
kepercayaan masyarakat, anggota harus melakukan semua tanggung jawab
professional dengan integritas tertinggi.
4. Objectivitas
dan Independensi
Seorang anggota harus mempertahankan
objectivitas dan bebas dari konflik kepentingan dalam melaksanakan tanggung
jawab professional. Seorang anggota dalam praktik publik harus independen dalam
penyajian fakta dan tampilan ketika memberikan layanan audit dan jasaatestasi
lainnya.
5. Due
Care
Seoarng anggota harus mematuhi standar teknis
dan etis profesi, berusaha terus menerus untuk menigkatkan kompetensi dan
layanan dalam melaksanakan tanggung jawab professional dengan kemampuan terbaik
yang dimiliki anggota
6. Sifat
dan Cakupan Layanan
Seorang anggota dalam praktik publik harus
memerhatikan Prinsip-prinsip dari Kode Etik Profesional dalam menentukan
lingkup dan sifat jasa yang akan disediakan.
C. Prinsip-Prinsip
IAI :
1. Tanggung
Jawab Profesi
Dalam prinsip tanggung jawabnya sebagai
profesional, setiap anggota berkewajiban menggunakan pertimbangan moral dan
profesional setiap melakukan kegiatannya.
2. Kepentingan
Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa
bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, mengormati kepercayaan
publik, dan menunjukkan komitmen atas profesionalisme.
3. Integritas
Integritas adalah suatu satu kesatuan yang
mendasari munculnya pengakuan profesional. Integritas merupakan kualitas yang
mendasari kepercayaan publik dan merupakan standar bagi anggota dalam menguji
semua keputusan yang diambilnya.
4. Objektivitas
Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota berdasarkan apa yang telah
pemberi nilai dapatkan. Prinsip objektivitas mengharuskan anggota bersikap
adil, tidak memihak, jujur, secara intelektual, tidak berprasangka atau bias,
serta bebas dari benturan kepentingan atau berada di bawah pengaruh pihak lain
5. Kompetensi
dan Kehati- hatian Profesional
Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan
pengalaman. Anggota tidak diperkenankan menggambarkan pengalaman kehandalan
kompetensi atau pengalaman yang belum anggota kuasai atau belum anggota alami.
Sedangkan kehati- hatian profesional mengharuskan anggota untuk memenuhi
tanggung jawab profesinya dengan kompetensi dan ketekunan.
6. Kerahasiaan
Dalam kegiatan umum auditor merupakan
memeriksa beberapa yang seharusnya tidak boleh orang banyak tahu, namun demi
keprofesionalitasannya, para auditor wajib menjaga kerahasiaan para klien yang
diauditnya. Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang
diperoleh selam melakukan jasa profesional dan tidak boleh memakai atau
mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan.
7. Perilaku
Profesional
Kewajiban untuk menghindari perbuatan atau
tingkah laku yang dapat mendiskreditkan atau mengurangi tingkat profesi harus
dipenuhi oleh anggota sebgai perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa,
pihak ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat umum.
8. Standar
Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan profesionalitasnya
sesuai dengan standar teknis dan standar professional yang ditetapkan secara
relevan.
Standar teknis dan standar professional yang
harus ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh IAI, International
Federation of Accountants, badan pengatur, dan peraturan perundang- undangan
yang relevan.
Sumber:
Sabtu, 01 Oktober 2016
Etika Profesi
PENGERTIAN
Etika bisnis memiliki definisi yang hampir sama dengan
etika profesi, namun secara lebih rinci. Etika bisnis adalah
perilaku etis atau tidak etis yang dilakukan oleh pimpinan, manajer, karyawan,
agen, atau perwakilan suatu perusahaan.
Faktor yang mempengaruhi Perilaku Etika. Tiga fakto utamanya, yaitu :
1.
Perbedaan
Budaya.
Perilaku bisnis orang Indonesia tentu saja
berbeda dengan Negara lain. Hal yang sama, daerah atau kota tertentu berbeda
perilaku bisnisnya dengan daerah lain.
2.
Pengetahuan.
Semakin banyak hal yang diketahui dan semakin
baik seseorang memahami suatu situasi, semakin baik pula kesempatannya dalam
membuat keputusan-keputusan yang etis. Ketidaktahuan bukanlah alasan yang dapat
diterima dalam pandangan hukum, termasuk masalah etika.
3.
Perilaku
Organisasi
Dasar etika bisnis adalah bersifat kesadaran
etis dan meliputi standar-standar perilaku. Banyak organisasi menyadari betul
perlunya menetapkan peraturan-peraturan perusahaan terkait perilaku dan
menyediakan tenaga pelatih untuk memperkenalkan dan memberi pemahaman tentang
permasalahan etika.
Ada beberapa factor lain yang mempengaruhi
Perilaku etika bisnis, yaitu :
– Physical
Kualitas air dan udara, keamanan
– Moral
Kebutuhan akan kejujuran (fairness) dan
keadilan (equity)
– Bad Judgment
Kesalahan operasi, kompensasi eksekutif
– Activist Shareholders
Shareholders etis, konsumen dan environmentalist
– Economic
Kelemahan, tekanan utk bertahan
– Competition
Tekanan global
– Financial Malfeasance
Berbagai skandal akuntansi dan keuangan
– Governance Failures
Pengakuan thd arti penting good governance
dan isu-isu etika
– Accountability
Kebutuhan akan transparansi
– Synergy
Publikasi, perubahan-perubahan yang berhasil
– Institutional Reinforcement
Etika
Profesi Akuntansi
Merupakan suatu ilmu yang
membahas perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami
oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam perkembangan Profesi
Akuntan dibagi menjadi empat fase:
a. Akuntan Publik adalah seorang
praktisi dan gelar profesional yang diberikan kepada akuntan di Indonesia yang
telah mendapatkan izin dari Menteri Keuangan RI untuk memberikan jasa audit
umum dan review atas laporan keuangan, audit kinerja dan audit khusus serta
jasa dalam bidang non-atestasi lainnya seperti jasa konsultasi, jasa kompilasi,
dan jasa-jasa lainnya yang berhubungan dengan akuntansi dan keuangan.
b. Akuntan Pemerintah adalah
akuntan yang bekerja pada badan-badan pemerintah seperti di departemen, BPKP
dan BPK, Direktorat Jenderal Pajak dan lain-lain.
c. Akuntan Pendidik adalah
akuntan yang bertugas dalam pendidikan akuntansi yaitu mengajar, menyusun
kurikulum pendidikan akuntansi dan melakukan penelitian di bidang akuntansi.
d. Akuntan Manajemen adalah
akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi. Tugas yang
dikerjakan adalah penyusunan sistem akuntansi, penyusunan laporan akuntansi
kepada pihak intern maupun ekstern perusahaan, penyusunan anggaran, menangani
masalah perpajakan dan melakukan pemeriksaan intern.
Di Indonesia, etika akuntan
menjadi isu yang sangat menarik. Tanpa etika, profesi akuntansi tidak akan ada
karena fungsi akuntansi adalah penyedia informasi untuk proses pembuatan
keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis. Disamping itu, profesi akuntansi
mendapat sorotan yang cukup tajam dari masyarakat. Hal ini seiring dengan
terjadinya beberapa pelanggaran etika yang dilakukan oleh akuntan, baik akuntan
publik, akuntan intern perusahaan maupun akuntan pemerintah. Oleh sebab itu,
diperlukan adanya suatu etika profesi baik untuk profesi akuntansi dan etika
untuk profesi-profesi lainnya supaya tidak ada lagi pelanggaran etika
ETIKA DALAM
AUDITING
Menurut bahasa
Yunani Kuno, etika berasal dari kata ethikos yang berarti “timbul dari
kebiasaan”. Etika adalah cabang utama filsafat yang mempelajari nilai atau
kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika
mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab.
Auditing adalah
proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti tentang informasi yang dapat
diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk menentukan dan melaporkan
kesesuaian informasi yang dimaksud dengan kriteria – kriteria yang dimaksud
yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan independen.
Etika dalam
auditing adalah suatu proses yang sistematis untuk memperoleh serta
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai asersi-asersi kegiatan ekonomi,
dengan tujuan menetapkan derajat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut,
serta penyampaian hasilnya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
1)
Kepercayaan Publik
Kepercayaan
masyarakat umum sebagai pengguna jasa
audit atas independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan publik.
Kompetensi dan independensi yang dimiliki oleh auditor dalam penerapannya akan
terkait dengan etika. Akuntan mempunyai kewajiban untuk menjaga standar perilaku
etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka,
masyarakat dan diri mereka sendiri dimana akuntan mempunyai tanggung jawab
menjadi kompeten dan untuk menjaga integritas dan obyektivitas mereka.
2)
Tanggung Jawab Auditor kepada Publik
Dalam
kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya memiliki tanggung jawab terhadap
klien yang membayarnya saja, akan tetapi memiliki tanggung jawab juga terhadap
publik. Kepentingan publik adalah kepentingan masyarakat dan institusi yang
dilayani secara keseluruhan. Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi
tanggung jawabnya dengan sebaik-baiknya serta sesuai dengan kode etik
professional AKDA.
Ada
3 karakteristik dan hal-hal yang ditekankan untuk dipertanggungjawabkan oleh
auditor kepada publik, antara lain:
1.
Auditor harus memposisikan diri untuk independen, berintegritas, dan obyektif.
2.
Auditor harus memiliki keahlian teknik dalam profesinya.
3.
Auditor harus melayani klien dengan profesional dan konsisten dengan tanggung
jawab mereka kepada public
3)
Tanggung Jawab Dasar Auditor
The
Auditing Practice Committee, yang merupakan cikal bakal dari Auditing Practices
Board, ditahun 1980, memberikan ringkasan (summary) tanggung jawab auditor:
a.
Perencanaan, Pengendalian dan Pencatatan.
Auditor
perlu merencanakan, mengendalikan dan mencatat pekerjannya.
b.
Sistem Akuntansi.
Auditor
harus mengetahui dengan pasti sistem pencatatan dan pemrosesan transaksi dan
menilai kecukupannya sebagai dasar penyusunan laporan keuangan.
c.
Bukti Audit.
Auditor
akan memperoleh bukti audit yang relevan dan reliable untuk memberikan
kesimpulan rasional.
d.
Pengendalian Intern.
Bila
auditor berharap untuk menempatkan kepercayaan pada pengendalian internal,
hendaknya memastikan dan mengevaluasi pengendalian itu dan melakukan compliance
test.
e.
Meninjau Ulang Laporan Keuangan yang Relevan.
Auditor
melaksanakan tinjau ulang laporan keuangan yang relevan seperlunya, dalam
hubungannya dengan kesimpulan yang diambil berdasarkan bukti audit lain yang
didapat, dan untuk memberi dasar rasional atas pendapat mengenai laporan
keuangan.
4)
Independensi Auditor
Independensi
adalah keadaan bebas dari pengaruh, tidak dikendalikan oleh pihak lain, tidak
tergantung pada orang lain (Mulyadi dan Puradireja, 2002: 26). Dalam SPAP (IAI,
2001: 220.1) auditor diharuskan bersikap independen, artinya tidak mudah
dipengaruhi, karena ia melaksanakan pekerjaannya untuk kepentingan umum
(dibedakan di dalam hal ia berpraktik sebagai auditor intern). Tiga aspek
independensi seorang auditor, yaitu sebagai berikut :
a.
Independence in fact (independensi dalam fakta)
Artinya
auditor harus mempunyai kejujuran yang tinggi, keterkaitan yang erat dengan
objektivitas.
b.
Independence in appearance (independensi dalam penampilan)
Artinya
pandangan pihak lain terhadap diri auditor sehubungan dengan pelaksanaan audit.
c.
Independence in competence (independensi dari sudut keahliannya)
Independensi
dari sudut pandang keahlian terkait erat dengan kecakapan profesional auditor
5)
Peraturan Pasar Modal dan Regulator Mengenai Independensi Akuntan
Publik
Pasar
modal memiliki peran yang sangat besar terhadap perekonomian Indonesia.
institusi yang bertugas untuk melakukan pembinaan, pengaturan, dan pengawasan
sehari-hari kegiatan pasar modal di Indonesia adalah Badan Pengawas Pasar Modal
atau Bapepam. Bapepam mempunyai kewenangan untuk memberikan izin, persetujuan,
pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka
penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksanaan dari perundang-undangan di
bidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal.
Ketentuan-ketentuan
yang telah dikeluarkan oleh Bapepam antara lain adalah Peraturan Nomor:
VIII.A.2/Keputusan Ketua Bapepam Nomor: Kep-20/PM/2002 tentang Independensi
Akuntan yang Memberikan Jasa Audit Di Pasar Modal.
Sumber:
Rabu, 18 Mei 2016
Refrensi Buku Ayah
Judul: Ayah
Penulis: Andrea
Hirata
Penerbit: Bentang
Pustaka
Terbit: Mei
2015
Tebal: 412
halaman + xx
Setelah
lama tak kedengaran, Andrea Hirata muncul lagi dengan novel barunya,Ayah. Dua
minggu sebelum buku ini resmi terbit tanggal 29 Mei, saya sudah mendapatkannya
duluan (jangan tanya dapat dari mana). Saya langsung membacanya dan
tamat dalam 5 hari. Kalau saja saya lagi nggak banyak kerjaan, mungkin satu-dua
hari juga beres.
Awalnya
saya agak takjub melihat buku ini: kover depan dan beberapa halaman awal
dipenuhiendorsement dari berbagai media dan penulis berbagai
negara. Padahal novel ini bahkan belum terbit di Indonesia (waktu saya baca)!
Tapi kemudian saya kecele. Semua puja-puji itu bukan untuk Ayah,
melainkan untuk Laskar Pelangi … hehehe! Kesannya kok Ayah seperti
kurang percaya diri, sampai-sampai harus menggunakan endorsementLaskar
Pelangi yang jumlahnya berjibun itu.
Di kover belakang pun tidak ada sinopsis Ayah. Yang ada adalah biografi singkat penulisnya—ini pun juga ada di kover dalam bagian depan. Padahal, tanpa semua itu pun Andrea sudah punya pembacanya sendiri. Tapi ya sudahlah …
Di kover belakang pun tidak ada sinopsis Ayah. Yang ada adalah biografi singkat penulisnya—ini pun juga ada di kover dalam bagian depan. Padahal, tanpa semua itu pun Andrea sudah punya pembacanya sendiri. Tapi ya sudahlah …
Ayah masih
menggunakan Belitong sebagai latar cerita utama. Ceritanya tentang empat
sahabat bernama Sabari, Ukun, Tamat, dan Toharun. Keempatnya bersekolah di
sekolah yang sama. Andrea membangun kisah dengan menceritakan keseharian
keempat sahabat itu dan latar belakang keluarganya masing-masing.
Mirip
dengan tokoh-tokoh di Laskar Pelangi, masing-masing dari keempat
sahabat tadi punya karakter yang unik. Tak jarang mereka juga begitu polos dan
naif, namun kadang bisa cerdas juga. Bagian ketika Andrea menceritakan
masa sekolah anak-anak ini hingga lulus mendapat porsi terbanyak dalam buku.
Menurut saya bagian ini cukup asyik. Humornya sangat khas Andrea.
Sabari
diceritakan jatuh cinta sejak SMP pada seorang gadis bernama Lena. Walau gadis
itu tak pernah memedulikannya, Sabari tak pernah menyerah. Ia kerap memajang
kertas berisi puisinya untuk Lena di majalah dinding sekolahnya. Sesekali,
gadis itu membalas, juga lewat mading.
Singkat
cerita, ketika sudah dewasa pun, Sabari tetap tak bisa melupakan Lena. Suatu
hari, ia mendengar kabar bahwa Lena hamil di luar nikah. Saat itu Sabari
bekerja di pabrik batako milik Markoni, ayah Lena. Sabari pun mau saja ketika
diminta menikahi Lena, demi menyelamatkan nama baik Markoni yang kurang
akur dengan Lena itu.
Anak
lelaki yang kemudian lahir dari rahim Lena itu kemudian diberi nama Zorro oleh
Sabari. Pasalnya, bocah itu ketika diberi boneka Zorro tak mau
melepasnya. Sabari sangat menyayangi Zorro. Dia ingin memeluknya
sepanjang waktu, terpesona melihat makhluk kecil yang sangat indah itu dan
seluruh kebaikan yang terpancar darinya. Tiap malam, Sabari susah susah
tidur lantaran membayangkan bermacam rencana yang akan dia lakukan bersama anaknya
jika besar nanti. Dia ingin mengajaknya melihat pawai 17 Agustus, mengunjungi
pasar malam, membelikannya mainan, menggandengnya ke masjid, mengajarinya
berpuasa dan mengaji, dan memboncengnya naik sepeda saban sore ke taman kota.
Dia
juga Ikhlas ketika Lena bahkan tak mau tinggal bersama mereka. Beberapa tahun
kemudian Lena malah minta cerai dan menikah lagi hingga tiga kali, bahkan
akhirnya mengambil Zorro dari Sabari. Pelan-pelan, Sabari mulai tampak seperti
orang gila dalam penampilan dan tingkah laku. Dua sahabatnya, Ukun dan Tamat,
lama-lama tak tahan melihat Sabari seperti itu, sehingga akhirnya mereka
memutuskan menjelajahi Sumatra demi menemukan Lena dan Zorro dan membawa mereka
kembali.
Berhubung
biasanya orang tidak suka dikasih spoiler saat baca resensi
buku, saya juga nggak akan memberitahu akhir kisahnya, dong. Bagi saya, ending-nya
agak mudah ditebak, soalnya tokoh yang sering diceritakan di awal tidak muncul
lagi di tengah cerita, hingga akhirnya nongol di akhir cerita, dengan nama yang
berbeda.
Novel Ayah ini
terbagi dalam bab-bab pendek, sehingga pembaca bisa dengan enak mencicil
baca. Di beberapa halaman akhir juga disertakan informasi soal buku-buku
Andrea yang sudah dan akan terbit, baik di Indonesia maupun terjemahan Laskar
Pelangidi negara-negara lain. Gila juga, ya …
Anyway,
saya suka gaya tulisan Andrea yang khas dan lugas. Novel kali ini juga tidak
menggelar glorifikasi soal kesuksesan studi di luar negeri. Para tokohnya
bahkan tetap kere dan tidak berpendidikan tinggi hingga akhir cerita. Tapi
kisah Sabari yang sangat tulus mencintai anaknya (yang bukan kandung),
kesetiakawanan para sahabatnya, dan humor rasa Melayunya menjadi magnet kuat
dalam Ayah. Walau ada beberapa bagian cerita yang menurut saya
nggak penting banget dan melebar ke mana-mana, misalnya bagian tentang
Australia itu
Refrensi Buku Rindu
Resensi Buku Rindu
Data buku
Judul novel : Rindu
Pengarang : Darwis Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2014
Tebal buku : 544 halaman
Sinopsis
“Apalah arti memiliki, ketika diri kami sendiri bukanlah milik kami?
Apalah arti kehilangan, ketika kami menangis terluka atas perasaan yang
seharusnya indah? Bagaimana mungkin, kami terduduk patah hati atas sesuatu yang
seharusnya suci dan tidak menuntut apapun?
Wahai, bukankah banyak kerinduan saat kami hendak melupakan? Dan tak
terbilang keinginan melupakan saat kami dalam rindu? Hingga rindu dan melupakan
jaraknya setipis benang saja.”
Novel ini bercerita tentang perjalanan panjang sebuah kerinduan.
Perjalanan kerinduan yang membawa banyak hal yang terbeban di hati. Mulai dari
bagaimana ia menghadapi perjalanan dengan penuh dosa di masa lalu. Lalu
seseorang yang melakukan perjalanannya dengan penuh kebencian. Ada punya dia
yang kehilangan cintanya menjadi sebab mengapa ia melakukan perjalanan ini.
Cerita berlatar waktu pada masa pemerintahan Hindia Belanda. Yakni pada
masa ketika Belanda masih menduduki Indonesia. Pada masa itu, pemerintah Hindia
Belanda memberikan layanan perjalanan haji untuk rakyat pribumi yang memiliki
cukup uang. Perjalanan dilakukan lewat laut yakni menggunakan kapal uap besar
yang merupakan perkembangan teknologi transportasi tercanggih pada masa itu.
Salah satu kapal yang beroperasi untuk melakukan perjalanan haji ini adalah
Blitar Holland. Di kapal besar inilah segala kisahnya dimulai.
Tere Leye meracik cerita dengan begitu menarik. Belum lagi dengan nuansa
latar yang berbeda seperti kehidupan di atas kapal uap besar. Di atas kapal
juga terjadi interaksi sosial antar penumpang kapal. Juga terdapat
fasilitas-fasilitas umum seperti kantin, masjid, dan tukang jahit kapal.
Diceritakan mengenai keluarga Daeng Andipati yang terdiri orang tua,
seorang pembantu rumah tangga, serta dua anak yang mengikut perjalanan haji
ini, yakni Anna dan Elisa. Mereka menjalani lamanya waktu perjalanan haji
dengan riang gembira. Seakan tidak pernah mengerti tentang apa yang terpendam
di hati Daeng, ayah mereka.
Ada pula tokoh yang bernama Ambo Uleng. Dia adalah seorang pelaut.
Hampir seluruh hidupnya dihabiskan di atas lautan. Ambo Uleng rupanya menuruni
sifat ayahnya yang seorang pelaut juga. Ia menaiki kapal Blitar Holland tidak
dengan tujuan apapun. Tidak untuk bekerja, mengumpulkan uang, atau apapun. Ia
hanya ingin pergi sejauh-jauhnya meninggalkan tanah Makassar yang ia jalani
melalui kisah pilunya.
Di sisi lain, ada seorang keturunan Cina. Ia sering mengajari ngaji
anak-anak di mushola kapal sepanjang perjalanan haji. Anak-anak biasa
memanggilnya Bonda Upe. Bonda Upe ini rupanya sedang memendam masa lalunya
sebelum memeluk Islam. Hingga tiap malam ia selalu menangisi dosa-dosanya yang
dulu.
Dari sini pula diceritakan Gurutta Ahmad Karaeng, ulama tersohor asal
Makassar yang mengikuti perjalanan haji. Beliau rutin melaksanakan solat
berjamaah bersama penumpang lain. Secepat itu pula Gurutta meminta izin kepada
kapten untuk mengadakan pengajian di atas kapal. Beliau adalah sosok yang
selalu memberikan jawaban terbaik atas pertanyaan orang-orang. Namun ternyata
ia sendiri telah memendam lama sebuah pertanyaan yang tak mampu seorang pun
menjawab
Kelebihan dan kekurangan buku
Adapun kelebihan buku ini adalah alur ceritanya yang begitu menarik dan
mengalir untuk dibaca. Juga menyajikan nuansa latar yang berbeda. Yakni
peristiwa kehidupan yang terjadi di atas kapal ibarat kapal uap besar itu
adalah sebuah kampung. Sedang kekurangan buku ini terletak pada sampul buku
yang kurang begitu menarik. Tidak sebanding dengan isinya yang begitu menarik
untuk dibaca.
Reported Speech
Reported speech or indirect speech is a way of
expressing what others (speaker) has said directly (direct/quoted speech) in
the form of statements, questions, or other speech by changing the format of
the talks so that it becomes more obvious, natural, and efficient for the
listeners.
·
How To Change The Direct Into Reported Speech
Basically, direct speech is converted into
reported speech by removing punctuation quotation, removing capital letters in
the sentence, adding that (optional), change the pronoun (being the third
person), modifying the verb, corrects time reference (time, mentioned in the
talk) and/or add whether or if. Here are some details.
Time References
Perbandingan time references pada direct dan reported speech adalah
sebagai berikut.
Direct Speech
|
Reported Speech
|
here
|
there
|
last
month/year
|
·
the month/year before
·
the preceding month/year
·
the previous month/year
|
next
month/year
|
·
a month/year later
·
the following month/year
·
the next month/year
|
now
|
·
at that time
·
then
|
today
|
that
day
|
tomorrow
|
·
a day later
·
the following/next day
|
yesterday
|
·
the day before
·
the previous day
|
two
days/weeks ago
|
·
two days/weeks before
·
two days/weeks earlier
|
Example change time
reference:
Example the sentence Direct Speech
|
Example the sentence Reported Speech
|
“Will
I receive the packet tomorrow?”
(Akankah saya menerima paket tsb besok?) |
He
asked if he would receive the packet the following day.
|
“I
have to return the book two days ago.”
(Saya harus mengembalikan buku tsb dua hari lalu.) |
She
said that she had to return the book two days earlier.
|
Add whether or if
Whether or if added to
deliver kalimatyes-no question that has been heard before.Yes-no question is a
question that need an answer yes or no.
Example :
Example Direct Speech
|
Example the sentence Reported Speech
|
Description
|
“Do
you have a little time?”
(Apa kamu punya sedikit waktu?) |
He
asked me if I had a little time.
|
Jawaban
dari pertanyaan pada direct speech: Yes, I do atau No, I don’t
|
“Have
you heard the news?”
(Sudahkah kamu mendengar berita tsb?) |
She
wanted to knowwhether I had heard the
news.
|
Jawaban
dari pertanyaan pada direct speech: Yes, I have atau No, I haven’t
|
Langganan:
Postingan (Atom)