Pembangunan Koperasi di Indonesia
Sejarah kelahiran dan
berkembangnya koperasi di negara maju (barat) dan negara berkembang memang
sangat diametral. Di barat koperasi lahir sebagai gerakan untuk melawan
ketidakadilan pasar, oleh karena itu tumbuh dan berkembang dalam suasana
persaingan pasar. Bahkan dengan kekuatannya itu koperasi meraih posisi tawar
dan kedudukan penting da lam konstelasi kebijakan ekonomi termasuk dalam
perundingan internasional. Peraturan perundangan yang mengatur koperasi tumbuh
kemudian sebagai tuntutan masyarakat koperasi dalam rangka melindungi dirinya.
Di negara berkembang koperasi
dirasa perlu dihadirkan dalam kerangka membangun institusi yang dapat menjadi
mitra negara dalam menggerakkan pembangunan untuk mencapai kesejahteraan
masyarakat. Oleh karena itu kesadaran antara kesamaan dan kemuliaan tujuan
negara dan gerakan koperasi dalam memperjuangkan peningkatan kesejahteraan
masyarakat ditonjolkan di negara berkembang, baik oleh pemerintah kolonial
maupun pemerintahan bangsa sendiri setelah kemerdekaan, berbagai peraturan
perundangan yang mengatur koperasi dilahirkan dengan maksud mempercepat
pengenalan koperasi dan memberikan arah bagi pengembangan koperasi serta
dukungan/perlindungan yang diperlukan.
Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help).
Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help).
Kendala yang dihadapi masyarakat
dalam mengembangkan koperasi di negara berkembang adalah sebagai berikut :
a) Sering koperasi hanya dianggap
sebagai organisasi swadaya yang otonom partisipatif dan demokratis dari rakyat
kecil (kelas bawah) seperti petani, pengrajin, pedagang dan pekerja/buruh
b) Disamping itu ada berbagai
pendapat yang berbeda dan diskusi-diskusi yang controversial mengenai
keberhasilan dan kegagalan seta dampak koperasi terhadapa proses pembangunan
ekonomi social di negara-negara dunia ketiga (sedang berkembang) merupakan alas
an yang mendesak untuk mengadakan perbaikan tatacara evaluasi atas
organisasi-organisasi swadaya koperasi.
c) Kriteria ( tolok ukur) yang
dipergunakan untuk mengevaluasi koperasi seperti perkembangan anggota, dan
hasil penjualan koperasi kepada anggota, pangsa pasar penjualan koperasi, modal
penyertaan para anggota, cadangan SHU, rabat dan sebagainya, telah dan masih
sering digunakan sebagai indikator mengenai efisiensi koperasi.
A.
Permasalahan dalam Pembangunan Koperasi
Koperasi bukan kumpulan modal, dengan demikian tujuan pokoknya harus benar-benar mengabdi untuk kepentingan anggota dan masyarakat di sekitarnya. Pembangunan koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua masalah pokok yaitu masalah internal dan eksternal koperasi.
Koperasi bukan kumpulan modal, dengan demikian tujuan pokoknya harus benar-benar mengabdi untuk kepentingan anggota dan masyarakat di sekitarnya. Pembangunan koperasi di Indonesia dihadapkan pada dua masalah pokok yaitu masalah internal dan eksternal koperasi.
* Masalah internal koperasi antara lain: kurangnya pemahaman anggota akan manfaat koperasi dan pengetahuan tentang kewajiban sebagai anggota. Harus ada sekelompok orang yang punya kepentingan ekonomi bersama yang bersedia bekerja sama dan mengadakan ikatan sosial. Dalam kelompok tersebut harus ada tokoh yang berfungsi sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan koperasi ke arah sasaran yang benar.
* Masalah eksternal koperasi antara lain iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang jelas dan efektif untuk perjuangan koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
Table data
No.
|
Indikator
|
Satuan
|
2004-2005
|
2005-2006
|
2006-2007
|
2007-2008
|
2008-2009
|
2009-2010
|
2010-2011
|
2011-2012
|
2012-2013
|
1
|
Jumlah Koperasi
|
Unit
|
130 730
|
134 963
|
141 326
|
149 793
|
154 964
|
170 411
|
177 482
|
188 181
|
194 295
|
2
|
Pertumbuhan Koperasi
|
Persen
|
6,13
|
3,24
|
4,71
|
5,99
|
3,45
|
9,97
|
4,15
|
6,03
|
3,25
|
3
|
Jumlah Koperasi Aktif
|
Unit
|
93 402
|
94 818
|
98 944
|
104 999
|
108 930
|
120 473
|
124 855
|
133 666
|
139 321
|
4
|
Prosentase Koperasi Aktif dari
Total Jumlah Koperasi
|
Persen
|
71,45
|
70,25
|
70,01
|
70,10
|
70,29
|
70,70
|
70,35
|
71,03
|
71,71
|
5
|
Pertumbuhan Jumlah Koperasi Aktif
|
Persen
|
-0,42
|
1,52
|
4,35
|
6,12
|
3,74
|
10,60
|
3,64
|
7,06
|
4,23
|
6
|
Jumlah Anggota Koperasi Aktif
|
Orang
|
27 523 053
|
27 286 784
|
27 776 133
|
28 888 067
|
27 318 619
|
29 240 271
|
30 461 121
|
30 849 913
|
33 869 439
|
7
|
Pertumbuhan Jumlah Anggota
Koperasi Aktif
|
Persen
|
0,88
|
-0,86
|
1,79
|
4,00
|
-5,43
|
7,03
|
4,18
|
1,28
|
9,79
|
8
|
Permodalan
|
Rp. Juta
|
28 886 503
|
55 667 901
|
38 853 072
|
43 555 731
|
49 832 315
|
59 852 609
|
64 788 727
|
75 484 237
|
102 826 158
|
9
|
Pertumbuhan Permodalan
|
Persen
|
18,58
|
92,71
|
-30,21
|
12,10
|
14,41
|
20,11
|
8,25
|
16,51
|
36,22
|
10
|
Volume Usaha
|
Rp. Juta
|
37 649 091
|
40 831 693
|
62 718 499
|
63 080 596
|
68 446 249
|
82 098 587
|
76 822 082
|
95 062 402
|
119 182 690
|
11
|
Pertumbuhan Volume Usaha
|
Persen
|
18,83
|
8,45
|
53,60
|
0,58
|
8,51
|
19,95
|
-6,43
|
23,74
|
25,37
|
12
|
Selisih Hasil Usaha (SHU)
|
Rp. Juta
|
2 164 234
|
2 198 320
|
3 216 817
|
3 470 459
|
3 964 818
|
5 303 813
|
5 622 164
|
6 336 481
|
6 661 926
|
13
|
Pertumbuhan SHU
|
Persen
|
15,62
|
1,57
|
46,33
|
sumber :
http://www.bps.go.id/tab_sub/view.php?kat=2&tabel=1&daftar=1&id_subyek=13¬ab=44
http://revan-alatas.blogspot.com/2013/01/bab-12-pembangunan-koperasi-di-negara.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar