Jumat, 29 November 2013

Tugas 7



1. Bisnis internasional adalah bisnis yang kegiatan-kegiatannya melewati batas-batas negara. Definisi inti tidak hanya termasuk perdagangan internasional dan pemanufakturan di luar negeri, tetapi juga industri jasa yang berkembang di bidang-bidang seperti transportasi, pariwisata, perbankan, periklanan, konstruksi, perdagangan eceran, perdagangan besar, dan komunikasi massa.
a)
b) Dengan bisnis Saya mendapatkan keperluan baik barang maupun jasa yang bisa Saya gunakan dalam kehidupan sehari hari
c)  Bisnis juga merupakan faktor terpenting untuk memenuhi kebutuhan hidup saya dan keluarga.


2.Manfaat dan Resiko Perdagangan Internasional

A.Manfaat
1)    Memperoleh barang yang tidak dapat diproduksi di negeri sendiri
2)    Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi perbedaan hasil produksi di setiap negara. Faktor-faktor tersebut diantaranya : Kondisi geografi, iklim, tingkat penguasaan iptek dan lain-lain. Dengan adanya perdagangan internasional, setiap negara mampu memenuhi kebutuhan yang tidak diproduksi sendiri.
3)    Memperoleh keuntungan dari spesialisasi
4)    Sebab utama kegiatan perdagangan luar negeri adalah untuk memperoleh keuntungan yang diwujudkan oleh spesialisasi. Walaupun suatu negara dapat memproduksi suatu barang yang sama jenisnya dengan yang diproduksi oleh negara lain, tapi ada kalanya lebih baik apabila negara tersebut mengimpor barang tersebut dari luar negeri.
5)    Memperluas pasar dan menambah keuntungan
6)    Terkadang, para pengusaha tidak menjalankan mesin-mesinnya (alat produksinya) dengan maksimal karena mereka khawatir akan terjadi kelebihan produksi, yang mengakibatkan turunnya harga produk mereka. Dengan adanya perdagangan internasional, pengusaha dapat menjalankan mesin-mesinnya secara maksimal, dan menjual kelebihan produk tersebut keluar negeri.
7)    Transfer teknologi modern
8)    Perdagangan luar negeri memungkinkan suatu negara untuk mempelajari teknik produksi yang lebih efesien dan cara-cara manajemen yang lebih modern

b.    Resiko Perdagangan Internasional.
1)    Perbedaan mata uang tiap Negara
Pada umumnya mata uang setiap negara berbeda-beda. Perbedaan inilah yang dapat menghambat perdagangan antar negara. Negara yang melakukan kegiatan ekspor, biasanya meminta kepada negara pengimpor untuk membayar dengan menggunakan mata uang Negara pengekspor. Pembayarannya tentunya akan berkaitan dengan nilai uang itu sendiri. Padahal nilai uang setiap negara berbeda-beda. Apabila nilai mata uang negara pengekspor lebih tinggi daripada nilai mata uang negara pengimpor, maka dapat menambah pengeluaran bagi negara pengimpor. Dengan demikian, agar kedua negara diuntungkan dan lebih mudah proses perdagangannya perlu adanya penetapan mata uang sebagai standar internasional.

2)    Kualitas Sumber Daya yang Rendah
Rendahnya kualitas tenaga kerja dapat menghambat perdagangan internasional. Karena jika sumber daya manusia rendah, maka kualitas dari hasil produksi akan rendah pula. Suatu negara yang memiliki kualitas barang rendah, akan sulit bersaing dengan barang-barang yang dihasilkan oleh negara lain yang kualitasnya lebih baik.

3)    Pembayaran antar negara sulit dan resikonya besar
Pada saat melakukan kegiatan perdagangan internasional, negara pengimpor akan mengalami kesulitan dalam hal pembayaran. Apabila
membayarnya dilakukan secara langsung akan mengalami kesulitan. Selain itu, juga mempunyai risiko yang besar. Oleh karena itu negara pengekspor tidak mau menerima pembayaran dengan tunai, akan tetapi melalui kliring internasional atau telegraphic transfer atau
menggunakan L/C.

4)    Adanya Kebijaksanaan Impor dari Suatu Negara
Setiap negara tentunya akan selalu melindungi barang-barang hasil produksinya sendiri. Mereka tidak ingin barang-barang produksinya tersaingi oleh barang-barang dari luar negeri. Oleh karena itu, setiap negara akan memberlakukan kebijakan untuk melindungi barang-barang dalam negeri. Salah satunya dengan menetapkan tarif impor. Apabila tarif impor tinggi maka barang impor tersebut akan menjadi lebih mahal daripada barang-barang dalam negeri sehingga mengakibatkan masyarakat menjadi kurang tertarik untuk membeli barang impor. Hal itu akan menjadi penghambat bagi negara lain untuk melakukan perdagangan.

5)    Terjadinya Perang
Terjadinya perang dapat menyebabkan hubungan antarnegara terputus. Selain itu, kondisi perekonomian negara tersebut juga akan mengalami kelesuan. Sehingga hal ini dapat menyebabkan perdagangan antarnegara akan terhambat.

6)    Adanya Organisasi-Organisasi Ekonomi Regional
Biasanya dalam satu wilayah regional terdapat organisasiorganisasi ekonomi. Tujuan organisasi-organisasi tersebut untuk memajukan perekonomian negara-negara anggotanya. Kebijakan serta peraturan yang dikeluarkannya pun hanya untuk kepentingan negaranegara anggota. Sebuah organisasi ekonomi regional akan mengeluarkan peraturan ekspor dan impor yang khusus untuk Negara anggotanya. Akibatnya apabila ada negara di luar anggota organisasi tersebut melakukan perdagangan dengan negara anggota akan mengalami kesulitan.


Risiko Strategis Kemampuan perusahaan untuk membuat keputusan strategis untuk merespon kekuatan yang merupakan sumber resiko. Kekuatan ini juga berdampak pada daya saing perusahaan. Porter mendefinisikan mereka sebagai ancaman pendatang baru dalam industri ancaman barang pengganti dan jasa intensitas persaingan dalam industri daya tawar pemasok dan kekuatan tawar konsumen.

Risiko Operasional Hal ini disebabkan oleh aset dan modal keuangan yang membantu dalam hari-hari operasi bisnis. Rincian dari mesin pasokan dan permintaan sumber daya dan produk kekurangan barang dan jasa kurangnya logistik yang sempurna dan persediaan akan mengakibatkan inefisiensi produksi. Dengan mengontrol biaya limbah yang tidak perlu akan berkurang dan perbaikan proses dapat meningkatkan lead-time mengurangi varians dan berkontribusi terhadap efisiensi dalam globalisasi.

Risiko Politik Tindakan politik dan ketidakstabilan dapat membuat sulit bagi perusahaan untuk beroperasi secara efisien di negara-negara akibat publikasi negatif dan dampak yang diciptakan oleh individu dalam pemerintahan atas. Sebuah perusahaan tidak dapat secara efektif beroperasi pada kapasitas penuh untuk memaksimalkan keuntungan dalam turbulensi politik seperti sebuah negara yang tidak stabil itu. Sebuah pemerintahan baru dan bermusuhan dapat menggantikan yang ramah dan karenanya mengambil alih aset asing.

Risiko Negara Budaya atau ketidakstabilan suatu negara dapat menciptakan risiko yang mungkin membuat sulit bagi perusahaan multinasional untuk beroperasi dengan aman efektif dan efisien. Beberapa risiko negara berasal dari kebijakan pemerintah kondisi ekonomi faktor keamanan dan kondisi politik. Memecahkan salah satu masalah tanpa semua masalah agregat bersama-sama tidak akan cukup dalam mengurangi risiko negara.

Teknologi Risiko Kurangnya keamanan transaksi elektronik biaya pengembangan teknologi baru dan fakta bahwa teknologi baru mungkin gagal dan ketika semua ini digabungkan dengan teknologi yang ada sudah ketinggalan zaman hasilnya mungkin menciptakan efek berbahaya dalam melakukan bisnis di arena internasional.

Risiko Lingkungan Air air dan pencemaran lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan warga dan menimbulkan kemarahan publik dari warga. Masalah-masalah ini juga dapat menyebabkan merusak reputasi perusahaan yang melakukan bisnis di daerah itu.

Risiko Ekonomi Ini berasal dari ketidakmampuan negara untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Perubahan kebijakan fiskal atau moneter asing-investasi atau / dan domestik. Pengaruh nilai tukar dan suku bunga membuat sulit untuk melakukan bisnis internasional.

Risiko Keuangan Daerah ini dipengaruhi oleh nilai tukar mata uang pemerintah fleksibilitas dalam memungkinkan perusahaan untuk memulangkan keuntungan atau dana luar negeri. Devaluasi dan inflasi juga akan mempengaruhi kemampuan perusahaan untuk beroperasi pada kapasitas yang efisien dan masih akan stabil. Sebagian besar negara membuat sulit bagi perusahaan asing untuk memulangkan dana sehingga memaksa perusahaan-perusahaan untuk menginvestasikan dana tersebut pada tingkat yang kurang optimal. Kadang-kadang aset perusahaan disita dan yang berkontribusi terhadap kerugian finansial.

Terorisme Risiko Ini adalah serangan yang mungkin berasal dari kurangnya harapan kepercayaan perbedaan budaya dan filsafat agama dan / atau hanya benci perusahaan oleh warga negara tuan rumah. Hal ini menyebabkan sikap bermusuhan potensial sabotase perusahaan asing dan / atau penculikan pengusaha dan karyawan. Situasi frustasi tersebut membuat sulit untuk beroperasi di negara-negara.

Meskipun keuntungan dalam bisnis internasional melebihi risiko perusahaan harus mengambil penilaian risiko dari masing-masing negara dan juga termasuk kekayaan intelektual birokrasi dan korupsi pembatasan sumber daya manusia dan pembatasan kepemilikan dalam analisis untuk mempertimbangkan semua risiko yang terlibat sebelum bertualang ke salah satu negara.



1.Transaction Exposure
Yaitu resiko pengaruh fluktuasi kurs valas atau Fx Rate Fluctuation terhadap Future Cash Transaction atau nilai penerimaan (A/R) dan nilai pembayaran (A/P) yang akan diterima diwaktu yang akan datang
2.Economy/Operating Exposure
Yaitu resiko pengaruh fluktuasi kurs valas atau Fx Rate Fluctuation terhadap Present Value (PV) dari Future Cash Flow suatu Perusahaan. Economy/Operating Exposure karena Fluctuasi Rupiah
3.Translation/Accounting Exposure
Yaitu resiko pengaruh fluktuasi kurs valas atau Fx Rate Fluctuation terhadap Consolidated Financial Statement dari perusahaan yang beroperasi di beberapa Negara. bagaimana Translation/Accounting Exposure yang dialami oleh MNC USA yang memiliki subsidary di United Kingdom.


Jumat, 22 November 2013

tugas 6



-Judul :
Franchising dalam negeri
-Latar belakang :
Pemilik usaha disebut franchisor atau seller, sedangkan pembeli “Hak Menjual” disebut franchisee. Para pengusaha adalah franchisee. Isi perjanjian adalah franchisor akan memberikan bantuan dalam memproduksi, operasional, manajemen dan kadangkala sampai masalah keuangan kepada franchisee. Luas bantuan berbeda tergantung pada policy dari franchisor. Misalnya beberapa franchisor memberikan bantuan kepada franchisee dari awal usaha mulai dari pemilihan lokasi, mendesain toko, peralatan, cara memproduksi, standarisasi bahan, recruiting dan training pegawai, hingga negosiasi dengan pemberi modal. Ada pula franchisor yang menyusun strategi pemasaran dan menanggung biaya pemasarannya. Sebaliknya franchisee akan terikat dengan berbagai peraturan yang berkenaan dengan mutu produk / jasa yang akan dijualnya. Franchisee juga terikat dengan kewajiban keuangan kepada franchisor seperti pembayaran royalty secara rutin baik yang berkenaan maupun yang tidak dengan tingkat penjualan yang berhasil dicapainya.
Keberhasilan franchising adalah bergantung pada kerja keras dari franchisee dan nilai yang ditambahkan oleh franchisor. Franchisor dapat membuat uang dalam berbagai cara termasuk:
1. menjual franchise kepada franchisee,
2. menjual perlengkapan ke franchisee,
3. mengumpulkan persentase penjualan,
4. dalam beberapa kasus perusahaan menyediakan pelatihan khusus / bahan.
-Tujuan :
Visi  :  menjadikan perusahaan yang mandiri, lebih maju, dan tetap berpegang teguh pada undang-undang dan norma-norma yang ada
Misi : menyesuaikan diri secara dinamis terhadap perubahan yang ada dan mengembangkan barang dan jasa yang inovatif untuk perkembangan pelangganan dalam moril maupun material
-Pembahasan :
Kegiatan bisnis dengan sistem franchise atau waralaba. Adalah merupakan suatu system usaha dengan konsep pemasaran yang berorientasi kepada memperluas jaringan pemasaran secara cepat. Konsep pemasaran secara franchise merupakan konsep pemasaran berupa penjualan hak lisensi dari suatu pemilik merek tertentu kepada penerima merek, untuk dapat menjalankan kegiatan perdagangannya berdasarkan system dan prosedur tertentu yang telah ditentukan. Di dalam suatu naungan merek tertentu.
Di dalam prosesnya terjadi hubungan kontrak antara franchisor (pemilik merek) dengan franchisee (penerima merek). Misalnya dalam hal pelatihan khusus yang harus di berikan kepada franchisee untuk dapat mempertahankan stabilitas produk, format serta standard operasional sesuai dengan ketetapan yang telah ditentukan yang menjadi citra suatu merek tersebut.
Kegiatan bisnis dengan system franchise tentunya berbeda dengan kegiatan bisnis secara konvensional. Dalam bisnis franchise terjadi suatu perjanjian antara pemilik merek dengan penerima merek, karena pada dasarnya dalam kegiatan ini franchisee hanya membeli hak lisensi dari seorang pemilik merek untuk dapat menjalankan perdagangannya dengan format tertentu dalam suatu perjanjian sebelumnya. Selanjutnya pemilik merek hanya akan menjalankan control.
Berbeda dengan cara konvensional dimana pemilik mereklah yang nantinya akan mengembangkan usahanya sendiri. Serta dalam cabang cabang usaha dari suatu perdangan dengan system konvensional memiliki hak sepenuhnya atas kelangsungan usahanya. Dengan system ini, jaringan pemasaran kan cenderung berkembang lebih lambat.
Sistem usaha secara franchising pada dasarnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan cara konvensional pada umumnya. Terutama dalam hal pendanaan. Karena tidak perlu membutuhkan dana yang sekian besar untuk dapat memeperluas kagiatan usahanya. Namun pada kegiatan ini, seorang pemilik merek harus mau berbagi hak atas hak yang dimilikinya. Katena pada system ini franchisee ikut menanamkan investasi dari sumber dananya sendiri.

-Kegiatan dan proses franchising Indomart :

1.      Persentasi pertama
Supaya presentasi berjalan lebih efektif dan bias langsung ditidak lanjuti, bagi terwaralaba yang sudah memiliki usulan lokasi tempat usaha sebaiknya membawa fotocopy dokumen pendukung, seperti: sertifikat bangunan, IMB, KTP, KK, dan (jika sudah ada) SIUP, TDP, NPWP, PKP, serta Denah Lokasi. Pada presentasi pertama ini akan dijelaskan dengan detail mekanisme kerjasama, besarnya investasi, system operasional toko, system pembagian keuntungan, dan system pelaporan.

2.      Presentasi kedua
Pada presentasi kedua akan dipaparkan hasil survey kelayakan dan rencana anggaran belanja (RAB) yang mengarah pada esar nya nilai investasi. Biasanya pada presentasi kedua ini dilanjutkan dengan penandatanganan MOU (nota kesepakatan) yang mencakup butir-butir pembagian tugas antara pihak indomart dengan investor dalam mempersiapkan pembukaan toko, mulai dari pengurusan perijinan, renovasi bangunan, pembelian perlengkapan toko, seleksi dan training karyawan, serta term pembayaran.

3.      Pembukaan toko
Setelah item kesepakatan direalisasikan, maka toko siap dibuka dengan program promosi yang ditetapkan indomart. Segera setelah toko dibuka akan ditanda tangani surat perjanjian waralaba untuk jangka 5 tahun.

-keuangan :

NO.
KETERANGAN
Jan-09
Feb-09
Mar-09
a.
Total omset per bulan
Rp334.585.648
Rp321.619.365
Rp367.752.908
b.
Rata-rata omset per hari
Rp10.793.085
Rp11.486.406
Rp12.258.430
c.
Penghasilan lain-lain per bulan (dari menyewakan tempat dan teras)
Rp12.479.427
Rp12.632.262
Rp12.562.973
d.
Harga Pokok Pembelian per bulan
Rp289.360.682
Rp280.045.239
Rp317.450.745
e.
Biaya operasional dan penyusutan per bulan
Rp36.294.997
Rp39.705.205
Rp40.479.806

INCOME per bulan = (a+c)-(d+e)
Rp21.409.396
Rp14.501.183
Rp22.385.330

MANAGEMENT FEE & SUPERVISI RBI per bulan 2.5%
Rp535.235
Rp362.530
Rp559.633

NET INCOME per bulan
Rp20.874.161
Rp14.138.653
Rp21.825.697

BAGI HASIL PER UNIT PENYERTAAN per bulan
= NET INCOME per bulan
Rp149.101
Rp100.990
Rp155.898

2. Kelebihan dan Kelemahan Franchise Usaha Indomaret dan Alfamart
Selain beberapa hal yang telah disampaikan tadi, ada beberapa hal lagi yang menjadi nilai positif dari berinvestasi dengan membeli Alfamart dan Indomaret. Yang pasti, resiko kerugian akan sangat kecil, mengingat kedua raksasa minimarket di Indonesia itu dikelola dengan sangat baik oleh masing-masing perusahaan pengelolanya. Mulai dari sistim managemen gerai, distribusi barang dagangan, hingga urusan pemasaran, semuanya bisa diandalkan. Tim survey dari masing-masing perusahaan juga akan menganalisa secara cermat lokasi yang akan dipilih sehingga letaknya pasti strategis. Dengan demikian, peluang investasi kita untuk terus berkembang dengan cepat menjadi semakin besar.
Namun ada juga beberapa hal yang harus menjadi pertimbangan para pemilik modal jika hendak membeli franchise usaha tersebut. Yang pertama adalah kita harus membayar ongkos waralaba yang cukup besar dan juga menyetor bagi hasil dengan pengelola Indomaret dan Alfamart, yakni PT Indomarco Priosmatama dan PT Sumber Alfaria Trijaya. Kemudian kita harus tunduk dengan ketentuan yang telah dibuat, sehingga kita tidak bisa sembarangan menata ulang sistim managemen gerai meskipun itu adalah milik kita. Selanjutnya, baik jenis produk maupun supplier ditentukan oleh pihak pengelola, sehingga kita tidak bebas menentukan produk untuk dijual.


3.keuntungan usaha franchising:

1.      Franchising saat ini populer bagi usaha kecil dan menengah karena franchisor menawarkan keuntungan, bantuan managerial dan pemasarannya bagi pengusaha yang bersedia menjualkan produk dan jasa franchisor.
2. Franchisor akan melakukan pelatihan secara berkala kepada pegawai franchisee sehingga standard operasional dan mutu produk serta jasa sesuai dengan standard franchisor.
3. Franchisee akan mempunyai keuntungan pengalaman mengakses management skills dari suatu bisnis besar.
4. Franchisee tak usah memulai bisnisnya dari nol karena bisnis franchisor sudah terkenal dan mempunyai pasar.
5. Franchisee mempunyai peluang untuk berkembang cepat.

-Kesimpulan: dari franchising adalah Berdasarkan hal-hal yang telah di kemukakan di atas, maka ditarik kesimpulan bahwa hukum bisnis waralaba (franchise) sangat tergantung kepada kesesuaian bidang usaha bisnis franchise dan system serta mekanisme kerjasamanya dengan prinsip syariah dan ketiadaan dari segala tantangan syariah dalam bisnis tersebut namun secara umum. Berbisnis melalui waralaba adalah suatu jalan yang baik untuk dicoba, karena metode ini selain membawa keuntungan bagi para pihak

-Refrensi  :
Nama Kelompok :
·       Fildzah medina(23213474)
·       Gita febria R (23213752)
·       Intan fuji astuti (23243434)